Selasa, 07 Mei 2013

ku tuliskan ini . . .

Sesungguhnya semua dari Allah dan hanya kepada Allah lah tempat kembali :') terkadang sedikit menyesakkan mendengar kata-kata ini, kata-kata yang identik dengan "kehilangan" perih, menyayat hati. Rasa erat memiliki, menyebabkan jauh dari ikhlas diri ketika semua yang dipinjami diambil kembali oleh Sang Pemilik hakiki.  Tak sadar kah kita bahwa semua itu hak Allah? Semuanya.. alam semesta dan isinya, milik Allah tak terkecuali. Namun kita sering tak sadar, terlalu mencintai apa yang kita miliki, menggenggamnya dengan erat seolah semua milik sendiri. Hingga suatu saat kembali diminta yang Allah titipkan, kita menjerit tak menerima, merasa Allah tak sayang, merasa diri paling malang. Astagfirullah..
Memang sabar tak mudah, ikhlas juga butuh proses yang agak susah. Tapi tak ada pilihan lain untuk tetap tegar, menerima yang terjadi, melapangkan hati, membuka pikiran untuk mengerti bahwa kejadian demi kejadian yang kita alami semua adalah skenario indah-Nya :)
Termasuk kematian, kata-kata itu agak menyeramkan namun itu adalah sebuah kepastian yang tak ter-elakkan. Pasti dan sangat dekat. Setiap yang bernyawa pasti mati. Siapkah?

26 April 2013, jumat yg lalu, kita semua dikagetkan dengan meninggalnya ust. Jeffry Al-Bukhori, semoga beliau mendapat rahmat dari Allah. Aamiin. Dari kejadian itu kita banyak belajar, banyak hikmah didalamnya, betapa beliau mencintai Allah dan Rasul-Nya, dakwah tak henti dan penerapan akhlak baik beliau yang diceritakan para keluarga serta sahabatnya. Yang membuat merinding, betapa banyak yang menyolatkan, yang mengantarnya hingga ke kubur, Subhanallah..
Tak henti aku menangis haru, terlebih waktu mbak pipik, istri uje, membacakan puisi favorit beliau, tentang rindu berjumpa Rasulullah, ahhh betapa indahnya jika hati benar2 dibalut rindu untuk Rasul, kekasih Allah :')
Melihat ketegaran mbak pipik dan anak sulungnya, aku smakin meneteskan air mata, betapa tidak, dalam keadaan seperti itu, mbak pipik dengan terbata mengatakan "Allah telah mengambil hak-Nya" entah betapa sesaknya rasa syok yang masih tersisa dan rasa sedih yang mungkin berusaha untuk tak ditampakkannya. Airmataku selalu menetes melihat tayangan di tv yang menyiarkannya. Aku pernah berada dalam posisi seperi itu, ditinggalkan seorang yg tercinta, tempatku merasakan hangat dan menghilangkan resah, yahh... ibu. Telah pergi menghadap sang khaliq, kembali pada Allah, sebaik-baik tempat, di hari yg mulia juga, hari jumat :') Semoga Allah selalu memberi rahmat kepada ibu, doaku tak pernah henti untuk sosok indah itu :'). Istiqomahkan aku di jalan-Mu yaa Allah, hingga akhirku tiba, aku bisa tersenyum indah...

Semua pasti akan merasakannya, ditinggalkan pergi, atau bahkan kita yang meninggalkan pergi. Hanya menunggu giliran. Siap atau tidak siap, suka atau tidak suka, mau atau tidak mau, yahh.. hanyalah Allah yang Maha Menentukan. Apa yang dikehendakiNya pasti dilakukanNya.. tak ada satupun yang sanggup melarang. Kematian pun tak mau kompromi dengan usia, balita, muda atau tua, limit masing-masing nyawa menjadi rahasia-Nya. Tugas kita memainkan peran sebagai khalifah dibumi dengan baik.

Kembali mengintropeksi diri, sudahkah benar-benar siap jika giliran kita yang dipanggil lebih dulu?
Sudahkah menabung amal untuk kehidupan yang kekal kelak? Astagfirullah.. kita sebenarnya sadar kematian adalah sebuah peringatan untuk kita yang masih bernafas. Tapi kita lebih sering terlena karna gemerlap dunia. Tipu daya dunia yg luar biasa terkadang membuat hati lengah, membuat lupa bahwa dunia hanyalah fana. Obat mujarab agar tak terlarut duniawi ialah banyak mengingat pemutus kenikmatan, yaitu kematian. Sering mengingat mati, bisa menambah keimanan dihati, lebih meyakini bahwa dunia ini bak persinggahan sesaat yang jelas tak abadi. Sering mengantar jenazah ke pemakaman membuat kita sadar suatu saat akan menjadi giliran kita yang diantar. Ketika di pemakaman, tampak nisan yg berjejer dengan segala usia, bayangkan jika giliran nama kita yg tertulis didalam nisan. Siapkah? Sanggupkah?
Sendiri, sepi di kubur tak ada yg menemani. Sanggupkah menjawab pertanyaan malaikat mungkar nakir?
Renungkan baik-baik, cukupkah bekal kita yang secuil ini untuk hidup di negri akhirat kelak? negri yg kekal dan abadi. Jawabannya tergantung pribadi masing-masing, mari perbaiki diri, perbanyak amal, belajar taat sesuai sya'riat, menjadi sosok yang bermanfaat, belajar mencintai Allah dengan sebenar-benarnya cinta, bershalawat pada nabi, Allahumma sholli alaa Muhammad wa ala ali Muhammad.. :)

"Ya Allah jadikanlah kami hamba-Mu yang cerdas, yang banyak mengingat mati dan menyiapkan bekal untuk hidup setelah mati... Ridhoi kami yaa Allah.. ampuni dosa2 kami.. sampaikan salam kami untuk Rasul-Mu, semoga beliau mengakui kami sebagai umatnya dan memberikat syafaatnya kelak." Aamiin
Sungguh, tak ada keinginan terindah seorang mukmin kecuali mendapati akhir yg khusnul khotimah. Berjumpa dengan Rabb semesta alam, memandang wajah teduh Rasulullah, dan berkumpul kembali dengan orang-orang sholeh terdahulu beserta keluarga, di tempat abadi, Surga :')

Dan ku tuliskan ini, terutama untuk pelajaran dalam diri, berusaha menguatkan hati karena ada Allah yang tak pernah menjauhi.... terus belajar perbaiki diri, agar pantas di damba surga, bertemu Rabb dan Rasul-Nya :)

لا اله الا الله محمد رسول الله

Tidak ada komentar :

Posting Komentar