Minggu, 08 Juni 2014

Ketika Nafas Berhenti Sampai Disini~

Terlalu cepat waktu berlalu. Ya, hampir setengah tahun menjalani hari di 2014 ini. Adakah yang berubah sejauh ini? Ketika diminta bermuhasabah, lebih banyak kebaikan ataukah dosa yang telah kita kumpulkan? *Think.

Tak ada seorangpun yang menjamin keberadaan nafas kita akan tetap berhembus berapa lama lagi. Mungkin esok, lusa, atau bahkan hanya sampai hari ini. Semua menjadi rahasia Sang Illahi. Andai rahasia itu dibocorkan, andai kita tau 'jatah hidup' kita berapa lama lagi, pastilah semua manusia santai. Mungkin kita baru giat mengumpulkan 'bekal' untuk dibawa ke Jannah-Nya menjelang hari kematian kita. Tapi tidak begitu, kematian adalah salah satu 'surprise' dari-Nya. Kita tak pernah tau kapan waktunya, dengan cara yang bagaimana dan di bumi mana nafas kita akan terhenti. Semua Rahasia. Karena itulah kita diperintahkan untuk berlomba dalam kebaikan. Taat dengan ajaran ISLAM lalu istiqomah. Semoga kita mendapati akhir yang baik, akhir yang didamba setiap mukmin, akhir yang husnul khotimah. Aamiin.

Dear, pernah nganterin jenazah ke pemakaman? Sebagian besar pasti sudah pernah. Apa yang kalian rasakan saat itu? Sedih? Sekedar sedih kah? Harusnya Tidak. Dari situ, kita bisa memaknai peringatan hebat, bahwa manusia hidup tak bisa selamanya. Hari ini giliran dia, esok bisa jadi kita. Siapa yang tau?

Saat berada di pemakaman, aku selalu memperhatikan nisan-nisan yang telah berbaris disana. Kuperhatikan dengan seksama tanggal lahir dan wafat. Ada yang wafat ketika umurnya 40an keatas, ada yang masih balita, remaja, bahkan ada yang seumuran seperti aku. Usia beragam, tak menjamin yang lebih tua akan meninggal lebih dulu. Seketika aku merenung, membayangkan jika giliran namaku yang terukir di nisan tersebut. Sudah siapkah aku? Sendiri di dalam kubur, menjawab pertanyaan para malaikat, mempertanggung jawabkan semua 'duniaku'. Astaghfirullah :'(  istiqomahkan aku dijalan-Mu ya Allah.... istiqomahkan kami semua... Dan airmataku pun menetes, membayangkannya saja sudah sangat menyesakkan dada. Mengingat banyak sekali khilaf diri, terkadang nyaman berbuat dosa, melakukan ibadah seadanya, sedekah sekedarnya, tilawahpun sesempatnya.. pantaskah diri dirindu surga? 
Ada rasa takut dan merasa tidak siap menghadapinya. Tapi alasan itu sama sekali tak dapat menunda mati. Ya, kematian yang semakin hari semakin mendekat. Sementara bekal belum maksimal untuk akhirat. Astaghfirullah.. 

Ketika nafas berhenti sampai disini, apakah sudah ada sesuatu yang terbaik yang kita persembahkan untuk-Nya? Betapa ruginya kita yang selalu mengejar dunia dan melewatkan sesuatu untuk akhirat. Padahal dunia sementara, akhirat selamanya. Kita paham tentang itu. Namun gemerlapnya dunia terkadang melalaikan diri, melemahkan hati. Maafkan kami yaa Allah. Maafkan kami yang tak pandai mensyukuri nikmat hidup yang Kau beri, Ampuni Kami yang tak mampu memanfaatkan dengan baik nikmat waktu yang tersisa ini.

Ketika nafas berhenti sampai disini, aku hanya meminta, ambillah aku dalam keadaan akhir yang baik. Dalam keadaan hati yang terjaga, lisan yang berdzikir yang mengikrarkan "Laa ilaha illallah..." sebelum nyawaku terpisah dari raga. Mungkin ini harap semua manusia yang bertaqwa. Ya Allah, Ridho-Mu adalah segalanya. Ridho-Mu menentukan apakah aku bisa memasuki Jannah-Mu. Sungguh, tabungan amalku tak sebanding dengan banyaknya nikmat yang Engkau beri. Tabungan amalku pun tak mampu 'membeli' Jannah-Mu yang kekal nan indah itu...

Ketika nafas berhenti sampai disini, keinginanku kelak adalah ingin menjumpai-Mu yaa Rabb, melihat wajah teduh Rasul-Mu, memeluk istri-istri beliau dan berkumpul kekal di Jannah-Mu bersama para syahid syahidah dan hamba-hamba-Mu yang sholeh. Namun Pantaskah aku? Pantaskah? 

Dan Ketika nafas berhenti sampai disini ................ ah, aku tak sanggup meneruskan. 
Wahai Allah, pemilik hati.. bangkitkan terus semangat ini, semangat kami semua untuk beribadah kepada-Mu dengan maksimal, untuk terus berada di jalan lurus-Mu.. Aamiin :')

Ramadhan segera datang, sungguh bahagia menyambutnya. Semoga masih ada nafas yang Engkau titipkan pada kami, semoga Engkau ridhoi kami semua menjadi tuan rumah terbaik dalam menyambut "tamu" istimewa dari-Mu.