Rabu, 30 April 2014

dan rasakan indahnya hidupmu dengan atau tanpa aku .....

Judulnya kepanjangan ya? Hehe.
Kalo baca judulnya, sudah tertebak ini adalah tentang sebuah perpisahan. Ya, memang benar. Aku sedang mengalaminya. Pisah -  berpisah -  perpisahan. Kata yang mungkin tak pernah dikehendaki setiap orang yang telah lama merasa nyaman bersama. Setiap jumpa pasti ada pisah. Jika jumpa menghadirkan senyum, maka pisah akan menyisakan airmata. Sampai saat ini, setauku tak ada perpisahan yang manis rasanya. Tak ada. Seperti yang kurasakan saat ini. Pahit.
Tapi semua yang terjadi adalah atas kehendak Allah. Yang selalu kuyakini, tak ada kehendak-Nya yang tak indah. Kita hanyalah hamba-Nya dan Allah adalah pemilik semesta yang berhak menentukan apapun.
Menerima yang Allah beri dengan lapang dada walau terkadang yang terjadi tak sesuai dengan keinginan hati. Ya, kita adalah manusia yang memiliki banyak rencana tapi tetaplah Allah yang memutuskan menyetujui atau menggantikan dengan rencana terbaik-Nya.  Belajar selalu tentang ikhlas. Belajar mengambil hikmah, nanti kita akan tersadar betapa Allah menginginkan kita selalu dalam rencana indah-Nya, membahagiakan kita dengan cara-Nya yang luarbiasa. Allah Mahatahu yang terbaik.

Perpisahan yang terjadi antara aku dan kalian sahabatku biarlah menjadi bagian episode hidupku. Sudah sering aku melalui sebuah perpisahan, tapi ini berbeda. Empat tahun lebih bersama, mengukir beribu moment dalam hidup kita. Kebersamaan memang ada masanya. Kita tau, tak ada yang abadi termasuk kebersamaan ini. Dan kita sadar, suatu saat kita memang tak akan bersama lagi. Tak akan menghabiskan hari-hari bersama. Tak akan bertemu dengan intensitas penuh seperti biasa. Dan itu.... terjadi saat ini. Terlalu cepat bagiku.. Entah, akankah aku mendapatkan kebersamaan yang sama dengan ini (nanti).
Mungkin orang akan menganggap 'ekspresiku' tentang perpisahan ini terlalu berlebihan. Biarkan saja. Mereka hanya tak tau tentang kuatnya rasa ini, rasa kebersamaan yang telah terjalin selama ini. Kalian yang telah mengisi hari-hariku, menghibur dikala duka, tersenyum bersama saat bahagia. Aku akan merindukan episode-episode hidupku yang lalu bersama kalian. Terimakasih untuk semua dan maafkan aku jika pernah menggoreskan luka. Banyak sekali pelajaran hidup yang telah aku dapatkan bersama kalian. Berproses dari masa alay bin ababil ke masa dewasa yang mulai stabil. Hehehe.

Belajar bersama tentang agama, tentang resep masakan, tentang sikap dalam hidup, tentang kepribadian dan banyak lagi...
Aku akan rindu saat kita bercanda bersama, bernyanyi-nyanyi memamerkan suara emas masing-masing dikantor (wkwkwk), makan bersama sepiring untuk semua :D, sholat di masjid bareng atau pas mengantri di mushola kantor yang hanya cukup untuk 2 orang, lalu saat berebut oleh-oleh dari bos yang pulang dinas dan tentang khayalan tingkat tinggi yang sering kita buat......... :))
Tapi mulai kini, semua itu nggak ada lagi T.T Aku akan memasuki kantor baru dengan orang-orang baru. Dan mulai beradaptasi (lagi). Berat menjalankannya tapi harus tetap kuat :)
Akan ada yang menggantikan posisiku disana. Semua akan berbeda nanti namun indahnya kebersamaan tetaplah sama. Semoga kalian tak melupakanku, walau aku tak disana :')

Sahabat, semoga kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik dan terus menerus baik. Lebih bermanfaat, lebih bahagia, lebih bersyukur dan lebih bersabar.
Semoga Allah anugerahkan jodoh terbaik bagi kita masing-masing (ini doa yang sering kita ucapin bareng trus di aamin-kan secara serempak dengan semangat 45.. Hihihi)
Semoga tali silaturrahim tetap terjaga hingga ukhuwah kita tetap terjalin sampai nanti, sampai akhirnya bertemu kembali berkumpul di Jannah-Nya. Aamiin.

Sekarang memang nggak sekantor, tapi masih sekota kan? Hehe.. Biar sibuk semoga kita tetep bisa ngumpul-ngumpul bareng walau nggak tiap hari kayak dulu :')
Ahh.. Terlalu banyak kenangan-kenangan manis bersama kalian yang terekam jelas dihidupku.
Dear sahabat-sahabatku, selamat menikmati indahnya hidup yang Allah beri. I'll miss you all...

Tidak ada komentar :

Posting Komentar